Home » » Menghindari penyakit dengan memperbanyak asupan Zinc

Menghindari penyakit dengan memperbanyak asupan Zinc

Zinc (seng) adalah salah satu mikronutrien atau mineral yang esensial bagi manusia. Zinc diperlukan oleh berbagai jenis enzim dalam menjalankan fungsinya, antara lain sintesa dan perombakan protein, karbohidrat, dan lemak
. Zincum (Zn) juga diperlukan oleh berbagai protein lain, serta oleh biomembran. Dalam hal ini, zinc berperan penting dalam metabolisme tingkat seluler, antara lain sintesa DNA dan RNA. Bahkan, kehadiran zinc dalam tubuh kita akan sangat mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh, sehingga berperan penting dalam pencegahan infeksi oleh berbagai jenis bakteri patogen.Menurut penelitian, defisiensi enzim pada ibu hamil akan sangat mempengaruhi fungsi kekebalan pada janin, hal tersebut akan tetap bertahan setelah sang janin lahir dan juga selama masa hidupnya.

Kekurangan zinc pada anak-anak dapat menyebabkan kekerdilan dan terlambatnya kematangan fungsi seksual. Konsumsi suplemen zinc memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan anak-anak kita tercinta. Pada ibu hamil, kekurangan zinc dapat menyebabkan terganggunya perkembangan fisik dan intelektual janin. Ibu hamil yang mengkonsumsi rutin zinc 15 mg per hari, janinnya akan menunjukkan perkembangan fungsi hati serta fungsi motorik yang baik, janin akan lebih aktif, lain halnya dengan ibu hamil yang tidak mengkonsumsi zinc. Pada janin, zinc dapat bertindak sebagai neurotransmitter yang berperan dalam proses pematangan sel serta dalam masa pertumbuhan awal kehidupan janin yang akan mempengaruhi perkembangan saraf dan kecerdasan mereka pada masa-masa selanjutnya.
Kebutuhan Zinc seharinya sekitar 10-15 mg, sedangkan pada kasus defisiensi dibutuhkan sekitar 50 mg Zinc per harinya. Zinc dapat diperoleh dari daging, ikan, kerang, kepiting, susu, produk olahan gandum, ragi, dan kacang-kacangan. Penyerapan Zinc (Zn) dari usus tubuh diperbesar oleh vitamin C dan asam-asam amino, namun diperkecil oleh kalsium, fosfor, Fe (zat besi), dan Cu (tembaga).

Zinc juga berperan dalam mengatasi diare pada bayi dan anak-anak. Konsumsi zinc pada pasien diare dapat menurunkan jumlah ekskresi feses sampai 31%. Tidak hanya itu frekuensi BAB juga berkurang sampai 40% dengan pemberian suplemen zinc. Efektifitas zinc dalam mengatasi diare tidak dipengaruhi oleh umur pasien serta jenis zinc yang diberikan (tipe garam zinc: zinc sulfat, zinc acetate, atau zinc gluconate). Pemberian larutan oralit dan pemberian sirup zinc secara terpisah (tidak boleh dicampurkan) telah terbukti lebih baik dalam mengatasi diare dibandingkan dengan pemberian larutan oralit saja. Zinc terbukti dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit dengan cara membantu proses regenerasi mukosa intestinal. Zinc juga dapat membantu proses restorasi enzim-enzim di saluran pencernaan, sehingga proses pencernaan dapat pulih kembali seperti semula, tidak hanya itu zinc juga dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.


WHO telah merekomedasikan penggunaan zinc dalam pengobatan diare dengan dosis 10 mg per hari (bayi 2-5 bulan), dan dosis 20 mg per hari (anak 6 bulan ke atas) selama 10 hari, untuk mencegah kemungkinan terjadinya diare selama 3 bulan ke depan. Pemberian selama 10 hari berturut-turut tersebut harus tetap dilakukan meskipun diare sudah berhenti sebelum 10 hari. Untuk bayi, pemberian tablet zinc dapat dilarutkan dengan sedikit air putih atau ASI.
Hal penting dalam mengatasi defisiensi zinc adalah pemberian suplemen zinc dan memfortifikasi makanan dengan zinc, terutama makanan untuk bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Pada makanan, zinc dapat ditemukan pada tiram, kacang-kacangan, almond, biji labu dan bunga matahari. Zinc juga banyak ditemukan pada daging kalkun bagian leher dan daging sapi antara leher dan bahu.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa zinc mampu memperbaiki kinerja/fungsi sel-sel otak, antara lain lemah ingatan (sering lupa) pada lansia. Penggunaannya yang paling umum adalah dalam dermatologi (kulit), khususnya dalam bedak tabur dan salep. Garam-seng oraganis (sitrat, glukonat, dan picolinat) digunakan sebagai antioksidan pada terapi alternatif, juga sebagai obat tambahan untuk kasus prostat yang membesar.

Zinc glukonat sebagai tablet isap ternyata juga sangat bermanfaat pada infeksi influenza untuk mempercepat penyembuhannya (sekitar 40 % lebih cepat). Zinc dalam bentuk zinc sulfida (selsun) banyak digunakan dalam produk sampo anti ketombe untuk membantu mengatasi masalah ketombe rambut.
Jika dilihat dari uraian di atas, ternyata begitu penting fungsi zinc bagi manusia, terutama anak-anak kita. Pemberian suplemen zinc mutlak diperlukan guna menghindari terjadinya defisiensi zinc yang efeknya tidak kita inginkan. Oke teman-teman, mulai sekarang saatnya kita perkaya asupan makanan dengan memperhatikan kandungan nutrisinya, agar kebutuhan gizi kita tetap terpenuhi dan seimbang.

United States Department of Agriculture (USDA) bahkan menemukan, lebih dari 70 persen orang Amerika Serikat tidak mendapatkan asupan zinc sesuai dengan rekomendasi. Padahal, Zinc menjadi senjata penting untuk tubuh dalam menghadapi pertempuran melawan kuman penyakit.

Seperti dikutip Newsmax, memenuhi kebutuhan mineral seng dapat melawan berbagai kondisi yang merusak tubuh termasuk di antaranya :

1. Pilek: Sebuah tinjauan dari 13 percobaan yang dipublikasikan dalam Cochrane Collaboration menemukan bahwa mengonsumsi tablet hisap atau sirup yang mengandung seng dalam waktu 24 jam sejak timbulnya gejala pilek dapat menghambat perkembangan penyakit. Temuan tersebut juga menemukan bahwa orang yang mengonsumsi suplemen seng cenderung memiliki gejala lebih ringan. Kajian tersebut menyimpulkan bahwa setelah seseorang mengonsumsi suplemen seng selama seminggu, kesempatan untuk sembuh lebih besar ketimbang mereka yang mengambil plasebo.

2. Pneumonia: Kadar mineral seng yang normal, khususnya pada orang tua dapat mengurangi berkembangnya risiko menderita pneumonia sebesar 50 persen. Sebuah penelitian terhadap 600 warga jompo yang didanai oleh National Institute of Aging and Agricultural Research Service menemukan bahwa banyak di antara orang jompo memiliki tingkat seng yang rendah dalam darah. Tetapi mereka yang kadar seng dalam tubuhnya normal memiliki penurunan risiko hingga 50 persen terkena pneumonia dengan konsentrasi rendah. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit, dan sebagian besar diderita orang lanjut usia.

3. Kanker: Para ilmuwan dari University of Maryland menemukan bahwa seng berfungsi untuk menekan perkembangan sel tumor pankreas dan kanker prostat yang mematikan. Peneliti menemukan adanya penurunan kadar seng dalam sel pada tahap awal perkembangan kanker dan pada tahap stadium lanjut. Hal ini membuat para ahli beranggapan seng sebagai pelindung dalam melawan kanker.

4. Jerawat: Jumlah asupan seng yang cukup merupakan syarat utama bagi kesehatan kulit. Kekurangan mineral ini dapat bermanifestasi pada timbulnya jerawat. Kenapa? Karena seng mampu mengontrol produksi minyak di kulit, dan juga dapat mengontrol beberapa hormon yang bertanggung jawab terkait munculnya jerawat. Untuk mengurangi efek dari jerawat, ilimuwan dari University of Maryland Medical Center menyarankan untuk mengambil 30 mg tablet seng sebanyak dua kali sehari selama sebulan, dan kemudian menurunkan dosis sampai 30 mg sehari.

5. Osteoporosis: Kekurangan zinc adalah faktor risiko untuk osteoporosis. Beberapa studi telah menemukan bahwa baik pria tua dan wanita dengan osteoporosis memiliki tingkat seng lebih rendah dalam darah mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa seng dapat merangsang pembentukan tulang dan memperlambat hilangnya tulang.

6. Degenerasi makula: Degenerasi makula adalah keadaan dimana makula mengalami kemunduran sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral.

Di antara jaringan dalam tubuh manusia, mata mengandung konsentrasi tertinggi seng, sehingga memainkan peran penting dalam kesehatan mata. Studi terbaru menunjukkan adanya hubungan antara kekurangan seng dengan risiko perkembangan degenerasi makula terkait (AMD).

7. Fertilitas (kesuburan):
  Tingkat seng yang memadai diperlukan untuk reproduksi baik pada pria maupun wanita. Penelitian telah menunjukkan bahwa insufisiensi seng pada pria menyebabkan jumlah sperma berkurang dan kelainan pada mobilitas sperma. Jumlah seng yang cukup pada wanita juga dapat mempromosikan pembelahan sel yang penting dalam tahap awal perkembangan janin.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. indrathelazyman2 - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger